Nama :
Ridho Prayoga
Kelas :
4KB03
NPM : 27113628
ROKOK(?)
Menurut
riset, 51,1% rakyat indonesia adalah perokok aktif. Tertinggi di ASEAN dan
sangat jauh berbeda dengan negara-negara tetangga, semisal: Brunei darusallam
0,06% dan kamboja 1,15%. Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan
lemah. 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD, peteni, nelayan, dan buruh
mancakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia diantara 30-34 tahun.
Bagusnya hanya 1,1% perempuan indonesia adalah perokok aktif, walaupun tentunya
perokok pasif akan lebih banyak. Cukup sangat tinggi memang angka perokok aktif
di Indonesia, walaupun disetiap bungkus rokok yang dijual sudah diberi
peringatan bahwa rokok menyebakan berbagai hal macam penyakit tetapi entah
kenapa angka perokok aktif di indonesia tetap tinggi. Enatah mereka memang
sengaja atau menghiraukan peringatan yang telah tertulis dibagian bungkus
rokok. Dan saya sendiri dulunya adalah seorang perokok aktif tetapi sekarang
saya sedang berusaha untuk berhenti merokok sejak kurang lebih 3 bulanan ini.
alesan saya ingin berhenti bukan karna saya sudah terserang atau terjangkit
penyakit yang diakibatkan oleh rokok, dan alhamdulillahnya sampai sekarang saya
masih belum merasakan dampak negatif yang sangat besar yang akibatkan karena
merokok. Saya sendiri mulai menjadi perokok aktif sejak awal masuk kuliah, semenjak
awal kuliah saya mulai memberanikan diri untuk membeli rokok. Kenapa saya
bilang untuk memberanikan diri, karena sampai sekarang ini saya masih belum diperbolehkan
untuk merokok sama orangtua saya. Karena merokok hanya dapat memberikan dampak
negatif bagi kesehatan tubuh, mungkin juga karena bapak saya tidak merokok, dan
selain itu saat ini saya membeli rokok masih menggunakan duit orangtua (alesan
klise). Dan melanjutkan kenapa saya berusaha untuk berhenti merokok adalah
karena bagi saya merokok itu hanya menjadi “fashion” dan juga pelarian bagi
saya, saya ini juga bisa dibilang bukan sebagai perokok berat yang
sehari-harinya mampu menghabiskan sebungkus rokok. Kenapa saya bilang merokok
hanya menjadi “fashion” bagi saya, Karena awal mula saya merokok itu hanya karena
saya sering main dilingkungan yang 70% orang yang berada dilingkungan tersebut
adalah perokok, jadi bisa dibilang saya merokok awalnya hanya ikut-ikutan. Ketika
saya menjadi perokok aktif saya biasanya menghabiskan sebungkus rokok itu dalam
waktu 2-3 hari, bisa dibilang ini waktu yang cukup lama bagi seorang perokok. Karena
biasanya seorang perokok aktif itu mampu menghabiskan minimal sebungkus rokok
dalam sehari. Dan entah mengapa merokok itu buat saya pada saat itu mampu
membuat rasa nyaman dikala saya sedang memilik masalah dan biasanya ketika sedang
mengahdapi suatu masalah bagi saya merokok itu mampu membuat saya relax. Mungkin
disaat-saat sekarang ini ketika saya sudah terbiasa untuk tidak merokok konyol
rasanya bilang seperti itu, tapi faktanya itu yang saya rasakan saat itu. Dan sekarang
ini sudah masuk bulan ke-3 saya berusaha untuk tidak merokok, dalam kurun waktu
3 bulan ini bisa dibilang tidak ada halangan yang terlalu sulit bagi saya untuk
berhenti. Karena menurut saya, saya bisa dibilang perokok aktif tetapi saya tidak
terlalu ketergantungan terhadap zat akdiktif yang satu ini, dan mungkin juga
selain itu dirumah saya sudah terbiasa dengan tidak adanya asap rokok jadi
mudah bagi saya untuk mencoba berhenti. Sebernya ujian cukup berat yang harus
dihapapi bagi saya adalah untuk tidak merokok ketika saya kuliah dan kumpul
dengan teman-teman saya, diawal-awal saya mencoba untuk berhenti merokok dan
saya bertemu dengan teman-teman saya. Saya masih sulit untuk menahan rasa ingin ngrokok bareng teman-teman
dan bilang kalo saya mulai berhenti ngrokok. Dan pasti ada saja komentar atau
ejekan dari teman seperti “paling takut dimarahin sama cewenya” atau “ah..paling
nanti ngrokok lagi” ejekan mainstream kaya gitu yang biasanya sering dilontarin
anak cowo ke temenya. Dan yang terakhir dari saya, semoga saya bisa konsisten untuk
menjaga suapaya saya benar-benar berhenti dan merdeka tanpa rokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar